Sakit dan nyeri perut bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari gaya hidup hingga kondisi medis tertentu. Sering kali, pemicunya terlihat sederhana, namun dampaknya bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk memahami penyebabnya, kita perlu melihat bagaimana sistem pencernaan bekerja dan apa saja yang dapat mengganggu proses tersebut.
Salah satu penyebab paling umum adalah produksi asam lambung yang berlebihan. Dalam kondisi normal, asam lambung membantu mencerna makanan. Namun, ketika jumlahnya terlalu banyak—baik karena makanan yang dikonsumsi, stres, atau faktor hormonal—asam ini bisa mengiritasi dinding lambung dan menimbulkan rasa nyeri atau perih yang menusuk, terutama di area ulu hati.
Pola makan tidak teratur juga menjadi pemicu utama. Melewatkan jam makan, makan terlalu banyak dalam satu waktu, atau makan terlalu cepat dapat membuat lambung bekerja lebih keras dari seharusnya. Akibatnya, otot lambung menegang dan produksi asam meningkat drastis, menciptakan tekanan dan ketidaknyamanan yang akhirnya memicu sakit perut.
Selain itu, konsumsi makanan tertentu seperti makanan pedas, asam, dan berminyak diketahui bisa merangsang produksi asam lambung atau bahkan mengganggu sistem pencernaan. Hal ini semakin diperparah jika kebiasaan tersebut dilakukan dalam jangka panjang tanpa diimbangi dengan makanan sehat dan cukup serat.
Faktor lain yang tak kalah penting adalah stres dan kecemasan. Saat tubuh mengalami tekanan emosional, otak mengirimkan sinyal ke berbagai organ, termasuk sistem pencernaan. Hasilnya, fungsi lambung bisa terganggu, menyebabkan produksi asam meningkat atau otot-otot saluran cerna menjadi lebih sensitif, yang pada akhirnya menimbulkan rasa nyeri atau tidak nyaman di perut.
Tak hanya itu, beberapa kondisi medis seperti infeksi lambung atau usus akibat bakteri, serta peradangan dinding lambung (gastritis), juga sering menjadi biang keladi dari nyeri perut yang datang secara tiba-tiba. Kondisi ini bisa disebabkan oleh bakteri Helicobacter pylori atau karena kebiasaan konsumsi makanan tidak higienis.
Terakhir, efek samping dari obat-obatan tertentu juga patut diwaspadai. Obat seperti NSAID (misalnya ibuprofen) atau antibiotik dapat mengganggu lapisan pelindung lambung, membuatnya lebih rentan terhadap iritasi dan luka. Jika digunakan tanpa pengawasan dalam waktu lama, kondisi ini bisa berkembang menjadi masalah lambung yang lebih serius.
Dengan memahami penyebab-penyebab ini, kita bisa lebih waspada dan mulai memperbaiki kebiasaan sehari-hari yang berisiko menimbulkan masalah pada sistem pencernaan. Ingatlah bahwa nyeri perut bukan hanya soal makanan—tapi cerminan dari keseimbangan tubuh, pikiran, dan pola hidup secara keseluruhan.