Rasa sakit atau nyeri dada adalah salah satu gejala yang paling sering membuat seseorang merasa panik. Wajar saja, karena dada merupakan area vital yang berdekatan dengan jantung dan paru-paru. Namun tidak semua nyeri dada disebabkan oleh gangguan jantung. Beberapa penyebabnya bahkan berasal dari saluran pencernaan atau kondisi emosional.
1. Naiknya Asam Lambung (GERD)
Salah satu penyebab nyeri dada yang paling sering terjadi, namun kerap disalahartikan, adalah GERD (Gastroesophageal Reflux Disease). Kondisi ini terjadi ketika otot sfingter di antara lambung dan kerongkongan melemah, sehingga asam lambung dapat naik ke atas. Naiknya cairan asam ini mengiritasi dinding kerongkongan dan menimbulkan sensasi terbakar di dada (heartburn), rasa panas menjalar, hingga sesak napas. Rasa tidak nyaman ini sering kali muncul setelah makan besar, berbaring, atau saat tubuh dalam kondisi stres.
2. Stres & Kecemasan Berlebih
Kondisi emosional juga dapat memicu rasa nyeri di dada. Ketika tubuh mengalami stres atau kecemasan berlebihan, sistem saraf merespons dengan membuat otot-otot menegang, termasuk otot dada. Selain itu, stres juga memicu perubahan irama napas yang membuat dada terasa sesak, berat, dan nyeri. Banyak orang yang mengalami serangan panik melaporkan sensasi seperti tertusuk atau ditekan di bagian dada, padahal penyebabnya adalah psikis, bukan organik.
3. Pola Makan yang Buruk
Kebiasaan makan yang tidak sehat juga menjadi pemicu utama gangguan pada sistem pencernaan, yang akhirnya menimbulkan nyeri dada. Terlalu sering mengonsumsi makanan berlemak, pedas, asam, atau makanan cepat saji dapat meningkatkan produksi asam lambung. Begitu pula dengan konsumsi kopi, soda, dan alkohol. Jika ditambah dengan kebiasaan makan terburu-buru, langsung berbaring setelah makan, atau makan dalam porsi besar, maka risiko refluks asam akan meningkat dan nyeri dada pun bisa terjadi.
4. Kurang Bergerak atau Gaya Hidup Pasif
Jarang berolahraga atau duduk terlalu lama ternyata bisa berdampak pada sistem pencernaan. Saat tubuh kurang bergerak, metabolisme melambat dan perut jadi lebih lambat dalam mencerna makanan. Ini memungkinkan gas menumpuk di perut dan menekan diafragma, yang kemudian menimbulkan rasa tidak nyaman hingga nyeri di dada. Aktivitas fisik yang cukup sangat penting untuk menjaga keseimbangan fungsi tubuh, termasuk sistem pencernaan.
5. Masalah Jantung
Meski banyak kasus nyeri dada disebabkan oleh masalah non-jantung, kita tetap harus waspada. Nyeri dada yang berasal dari jantung biasanya terasa sangat berat, menjalar ke lengan kiri, rahang, atau punggung. Dapat disertai keringat dingin, pusing, sesak napas, dan lemas mendadak. Jika Anda mengalami gejala seperti ini, segera cari pertolongan medis karena bisa menjadi pertanda adanya masalah serius seperti angina atau serangan jantung.