Perut kembung bukan sekadar rasa tidak nyaman, bisa terasa seperti perut penuh gas, begah, dan dalam beberapa kasus membuat napas terasa berat atau tertekan. Gejala ini sering muncul setelah makan, terutama bila makanan yang dikonsumsi tinggi lemak, gula, atau serat. Tapi sebenarnya, ada alasan mendasar di balik rasa kembung yang sering kambuh dan sulit hilang. Salah satu penyebab utamanya adalah ketidakseimbangan produksi asam lambung dalam sistem pencernaan. Ketika produksi asam lambung terlalu tinggi atau asam lambung naik ke kerongkongan (refluks), sistem pencernaan tidak bekerja optimal. Makanan menjadi lebih sulit dicerna, dan akhirnya gas menumpuk dalam lambung dan usus, memicu rasa begah yang terus menerus. Beberapa faktor pemicu lain yang memperparah kondisi ini, antara lain:
Makan terlalu cepat tanpa mengunyah dengan baik
Saat kita makan terburu-buru, udara ikut tertelan dan makanan tidak tercerna sempurna. Akibatnya, lambung bekerja ekstra dan menghasilkan lebih banyak gas.
Sering konsumsi makanan berminyak, pedas, atau bersoda
Jenis makanan ini merangsang produksi asam lambung berlebih dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga rasa penuh dan kembung makin terasa.
Kebiasaan merokok dan stres berlebihan
Merokok melemahkan otot sfingter lambung, membuat asam mudah naik. Stres pun memengaruhi saraf pencernaan, memperlambat metabolisme dan memperburuk gejala kembung.
Pola tidur tidak teratur dan kurang istirahat
Kurangnya tidur bisa menurunkan fungsi organ pencernaan dan meningkatkan sensitivitas lambung terhadap makanan tertentu.
Infeksi lambung atau tanda awal GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)
Kembung yang disertai mual, nyeri ulu hati, dan rasa pahit di mulut bisa menjadi indikasi awal adanya gangguan lambung yang lebih serius seperti GERD. Jika tidak ditangani, kondisi ini bisa berkembang menjadi komplikasi jangka panjang.