Napas berat bisa dipicu oleh berbagai faktor, baik yang berhubungan langsung dengan organ pernapasan maupun yang berasal dari masalah lambung seperti GERD. Kondisi ini tidak muncul begitu saja, melainkan akibat gangguan tertentu yang memengaruhi aliran udara atau keseimbangan tubuh.
Beberapa penyebab yang umum antara lain:
Ketika asam lambung naik ke kerongkongan, iritasi bisa menjalar hingga ke tenggorokan dan paru-paru. Hal ini menyebabkan dada terasa panas, nyeri, dan sulit bernapas. Pada kasus tertentu, penderita merasa seperti tercekik karena saluran napas ikut teriritasi.
Penyakit seperti asma, bronkitis, atau infeksi paru dapat menyempitkan saluran udara sehingga napas menjadi berat. Gejalanya biasanya disertai batuk, suara mengi, atau dada terasa tertekan.
Lemak yang menumpuk di sekitar dada dan perut menekan diafragma, sehingga paru-paru tidak bisa mengembang maksimal. Akibatnya, napas terasa lebih berat dan cepat terengah-engah.
Kondisi psikologis juga berperan besar. Saat stres atau mengalami serangan panik, pernapasan menjadi cepat, dangkal, dan terasa berat meskipun saluran napas sebenarnya tidak terganggu.
Asap rokok merusak jaringan paru-paru secara perlahan, mengurangi elastisitasnya, dan membuat kapasitas paru semakin kecil. Ini menjadikan penderitanya sering mengalami napas berat meskipun hanya melakukan aktivitas ringan.
Alergen seperti debu, bulu hewan, atau polusi udara bisa memicu penyempitan saluran napas. Akibatnya, penderita sulit bernapas lega dan sering kali merasa sesak.
Penyebab-penyebab di atas saling berkaitan. Misalnya, penderita GERD yang juga mengalami stres akan merasakan napas berat lebih parah, karena iritasi dari lambung bertemu dengan pola napas yang kacau akibat panik.