Gangguan kecemasan bukan sekadar perasaan takut biasa. Ini adalah kondisi psikologis yang bisa sangat mengganggu keseharian karena gejalanya muncul secara berulang, bahkan tanpa pemicu yang jelas. Gejala kecemasan bisa dirasakan baik secara emosional maupun fisik, dan sering kali membuat penderitanya merasa tidak berdaya, terutama ketika muncul secara tiba-tiba.
Secara emosional, penderita biasanya mengalami rasa gelisah terus-menerus, merasa takut berlebihan terhadap hal-hal yang sebetulnya tidak berbahaya, atau memiliki kekhawatiran yang sulit dikendalikan. Perasaan ini dapat muncul kapan saja, bahkan saat sedang tidak menghadapi tekanan apa pun. Mereka sering merasa seperti ada bahaya besar yang mengancam, meskipun kenyataannya tidak ada.
Dari sisi fisik, gejala yang paling umum adalah detak jantung yang tiba-tiba menjadi cepat atau tidak beraturan. Penderita juga kerap merasakan napas pendek atau terengah-engah, seolah-olah sulit mendapatkan cukup oksigen, meskipun sedang tidak beraktivitas berat. Gejala ini sering disalahartikan sebagai serangan jantung atau masalah pernapasan lainnya.
Selain itu, gangguan tidur juga menjadi keluhan yang umum. Banyak penderita anxiety mengalami kesulitan untuk tertidur, tidur yang tidak nyenyak, atau bahkan mimpi buruk berulang yang membuat mereka terbangun dengan rasa takut. Konsentrasi pun terganggu; otak seperti sulit diajak fokus karena terus dipenuhi oleh pikiran negatif dan kekhawatiran.
Secara fisik, otot terasa tegang, terutama di area leher, bahu, dan punggung, meskipun tidak melakukan aktivitas berat. Ketegangan ini kadang disertai rasa nyeri yang tidak jelas penyebabnya. Beberapa orang juga mengalami gejala pada sistem pencernaan, seperti perut kembung, mual, nyeri di area ulu hati, atau gangguan buang air besar.
Gejala-gejala ini muncul karena hubungan erat antara otak dan sistem pencernaan yang dikenal sebagai gut-brain connection di mana stres mental dapat langsung memengaruhi fungsi organ pencernaan. Gejala-gejala tersebut bisa muncul secara tiba-tiba dan berlangsung dari beberapa menit hingga berjam-jam. Pada kondisi yang sudah kronis, kecemasan dapat terjadi hampir setiap hari, mengganggu pekerjaan, hubungan sosial, dan kualitas hidup secara keseluruhan. Tanpa penanganan yang tepat, kecemasan bisa memburuk dan berkembang menjadi gangguan yang lebih serius.